Shutter.Island.R5.LINE.ViSiON
The Bounty Hunter TS READNFO XViD V2-IMAGiNE
Way Of The Panda 2010 DVDRip XviD-HVK
How.To.Train.Your.Dragon.TS.XViD.IMAGiNE
Avatar DVDrip R9 UNDEAD
Crazy on the Outside 2010 LIMITED BDRip XviD-ESPiSE
Meet The Fockers DVDRip XViD-DMT
Robin Williams Weapons of Self Destruction [2009] DVDRip XviD-VH-PROD
Little Big Soldier [2010] DVDRip XviD-CoWRY
Posted in
- New Peterpan – Kau Yang Ku Inginkan
- Anang Hermansyah ft. Syahrini – Jangan Memilih Aku
- Ungu – Ku Ingin Selamanya
- Afgan – Cinta Dua Hati
- Goliath – Cinta Monyet
- Sherina – Geregetan
- Geisha – Selalu Salah
- Padi – Terbakar Cemburu
- Vidi Aldiano – Cemburu Menguras Hati
- Armada – Mau Dibawa Kemana
- Zifhilia – Aishiteru
- Audy – Lama Lama Aku Bosan
- Teuku Wisnu ft. Shireen Sungkar – Cinta Kita
- Zigaz – Hidupmu Hidupku
- J-Rocks – Madu Dan Racun
- Nidji – Ku Takkan Bisa
- Ada Band – Pemujamu
- Kerispatih – Aku Harus Jujur
- Melly Goeslaw ft Baim – Catatanku (ost.Buku Harian Baim)
- Mulan Jameela – Cinta Mati III
- Vierra – Rasa Ini
- Drive – Akulah Dia
- Kotak – Pelan Pelan Saja
- Gita Gutawa – Harmoni Cinta
- Velocity – Masih Di Hati
- J Rocks – Meraih Mimpi
- Mahadewi ft The Law – Ayang Ayangku
- Cinta Laura – Uang Atau Cinta
- DMasiv ft. Kevin Aprilio – Rindu Setengah Mati (Ost.Kejora Dan Bintang)
Posted in
Oleh: KH. Abdul Hasib Hasan, Lc.
Al Quran adalah petunjuk bagi seluruh Ummat manusia, yang mengatur seluruh peradaban. Menjadi pencerah bagi seluruh mahluk dan didalamnya terdapat segala macam pelajaran, hukum, dan aturan-aturan yang akan membawa manusia ke derajat yang mulia. Tak hanya mengatur masalah–masalah ibadah namun juga mengatur bagaiamana membangun peradaban dari unit terkecil yaitu keluarga.
Lalu, seperti apakah prinsip dan kunci-kunci sukses yang di berikan Allah untuk membentuk keluarga bahagia menurut Al Quran..?
Ada 5 prinsip membangun keluarga bahagia berdasarkan Surat Ar Ruum: 21. Ayat ini identik dengan pernikahan dan segala pernak perniknya.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).
Ada 5 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam rumah tangga:
1. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)
Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)
2. Saling mengingatkan dalam kebaikan
Di antara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi. Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun di atas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para sahabat yang telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya, "Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya." HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).
3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak
Dalam membangun rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi satu sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap individu lebih mengedepankan kewajiban daripada hak. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api perpecahan diantara pasangan suami-istri.
4. Saling menutupi kekurangan pasangannya
Setiap suami pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb sangat mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah. Dengan saling menutupi kekurangan diri masing2, harmonisasi dalam rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb yang saling mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir dengan perceraian. Prinsip saling menutupi ini didasari oleh Surat Al Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga dapat dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya satu sama lain.
5. Saling tolong menolong
Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu akan berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga kehormatan diri dan pandai menempatkan diri. (mys)
Al Quran adalah petunjuk bagi seluruh Ummat manusia, yang mengatur seluruh peradaban. Menjadi pencerah bagi seluruh mahluk dan didalamnya terdapat segala macam pelajaran, hukum, dan aturan-aturan yang akan membawa manusia ke derajat yang mulia. Tak hanya mengatur masalah–masalah ibadah namun juga mengatur bagaiamana membangun peradaban dari unit terkecil yaitu keluarga.
Lalu, seperti apakah prinsip dan kunci-kunci sukses yang di berikan Allah untuk membentuk keluarga bahagia menurut Al Quran..?
Ada 5 prinsip membangun keluarga bahagia berdasarkan Surat Ar Ruum: 21. Ayat ini identik dengan pernikahan dan segala pernak perniknya.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).
Ada 5 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam rumah tangga:
1. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)
Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)
2. Saling mengingatkan dalam kebaikan
Di antara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi. Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun di atas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para sahabat yang telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya, "Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya." HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).
3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak
Dalam membangun rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi satu sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap individu lebih mengedepankan kewajiban daripada hak. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api perpecahan diantara pasangan suami-istri.
4. Saling menutupi kekurangan pasangannya
Setiap suami pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb sangat mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah. Dengan saling menutupi kekurangan diri masing2, harmonisasi dalam rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb yang saling mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir dengan perceraian. Prinsip saling menutupi ini didasari oleh Surat Al Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga dapat dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya satu sama lain.
5. Saling tolong menolong
Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu akan berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga kehormatan diri dan pandai menempatkan diri. (mys)
sumber: http://www.alhikmah-online.com/
Posted in
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah telah dibekali, sejak awal kejadiannya dengan keinginan untuk berkeluarga, dan mempunyai keturunan. Setiap keluarga juga menginginkan kebahagian. Justru itu islam memberikan panduan untuk memimpin manusia mencapai kebahagiaan yang mereka inginkan sekaligus mendapat keridhoan Allah.
Allah berfirman
Dan di antara tanda tanda kebesaran Allah dijadikan kamu (manusia) pasangan hidup dari jenis kamu supaya dengannya Allah anugerah kasih sayang (mawaddah) dan rahmat (kasihan belas) dengan yang demikian itu jadi petanda kebesaran Allah untuk orang orang yang berakal’
Ayat diatas menjadi pijakan untuk manusia memahami tujuan sebenarnya suatu perkawinan. Islam mempunyai tujuan yang amat murni dalam perkawinan antara pria dengan wanita.
Islam meletakkan satu definisi bersifat amanah untuk seorang pria menghamili isteri atau pasangan yang bukan saja untuk menunaikan fitrah tetapi lebih besar yaitu untuk menikmati rahmat dan kebaikan serta keampunan daripada Allah SWT.
Artinya tujuan memuaskan hawa nafsu syahwat semata-mata dalam perkawinan hampir tidak disebut kerana ia hanya satu tuntutan naluri manusia. Kalau hawa nafsu syahwat menjadi tuntutan alam perkawinan maka perkawinan manusia tiada ada bedanya dengan hubungan jenis antara jin atau setan.
Kemesraan wujud dalam alam setan seperti juga alam jin dan alam manusia tetapi bedanya Islam menganjurkan pada manusia supaya kemesraan dinikmati mengikut jalan yang diridhoi Allah. Kemesraan mengikut cara yang mendapat rahmat Allah akan mewujudkan sebuah keluarga yang dipenuhi dengan keberkatan dan barakah, keberkatan yang akan melahirkan nilai-nilai kemesraan dan kebahagiaan yang direstui dan dilindungi Allah.
Berkeluarga Di Alam Baqa
Kekeluargaan dalam Islam tidak terbatas pada konsep duniawi semata-mata seperti yang terbatas pada kelompok-kelompok makhluk yang lain. Manusia, sekiranya ada status keluarga yang diridhoi oleh Allah, maka mereka akan terus berkeluarga selepas berpindah dari alam dunia ke alam baqa. Sepasang suami isteri yang soleh, yang mulia cara hidupnya, akan diridhoi Allah dan selepas meninggal dunia ini mereka akan tetap bersama-sama di akhirat bertemankan anak-anak mereka.
Hubungan keluarga dalam Islam adalah kudus (suci), justru itu Islam mewajibkan suami memberi nafkah kepada isteri dan anak-anak. Nafkah bukan saja membahagiakan keluarga di dunia, malah segalanya akan diberi pahala sebagai amalan yang soleh. Setiap amalan yang soleh dan membawa kepada kemuliaan, akan mendapat balasan yang baik di akhirat. Ini berarti, insan dalam keluarga Islam adalah yang patuh dan mentaati segala perintah Allah terutama bagi mereka yang membentuk tatacara keluarga mengikut landasan yang diperintahkan oleh Islam. Islam adalah asas bagi setiap keluarga untuk menemui ketenangan fikiran dan tugas suami adalah untuk mengendalikan rumah tangga supaya dibina dan ditaqbir atas landasan murni itu. Bagi anak-anak mereka juga harus menghormati dan menghargai pengorbanan ibu bapa dengan sikap yang mulia sebagai tanda terima kasih.
Kemesraan yang dipupuk atas nilai tanggungjawab akan menjadikan sebuah keluarga itu sebagai satu kelompok kecil masyarakat yang aman dan menjadi teladan. Membina keluarga bahagia tidak semudah membina rumah lahiriah kerana membina rumah lahiriah biasanya dapat dijalankan secara teratur berpandukan pelan yang sedia ada. Berpegang teguh kepada rencana, suami akan membuat kerja mengikut arahan yang telah tertera pada rencana asal. Tetapi bagi sebuah rumah tangga antara suami ist1ri dan anak-anak, meskipun dibina atas satu rancangan atau rencana yang khusus lagi teliti, namun sampai masanya ada juga terjadi ha-hal yang bertentangan daripada apa yang direncanakan.
Kita seharusnya paham bahwa manusia adalah makhluk Allah yang lemah di mana ada yang mengimpikan cita cita yang tinggi tetapi mencapainya hanya sedikit saja, malah ada kalanya gagal sama sekali. Ini menunjukkan dalam setiap usaha manusia ada kuasa lain yang menentukannya. Artinya kebahagiaan itu milik Allah dan bukannya hak manusia. Suami isteri adalah alat untuk menuju kebahagiaan, begitu juga anak anak dan harta benda. Semua itu hanyalah alat semata mata untuk mencapai kebahagiaann.
Kebahagian Milik Allah Haruslah disadari selagi sifat sesuatu benda itu bersifat alat, maka ia hanya satu pra-syarat yang tidak semestinya dapat menentukan kenyataan yang terjadi. Misalnya, cangkul hanyalah alat untuk memudahkan manusia mengerjakan kebun mereka atau menanam pokok. Tenaga manusia juga alat untuk menggunakan cangkul itu. Maka baiknya manusia menyadari bahawa material hanya alat tetapi kebahagiaan yang sebenarnya ada di tangan Allah.
Allah berfirman
Dan di antara tanda tanda kebesaran Allah dijadikan kamu (manusia) pasangan hidup dari jenis kamu supaya dengannya Allah anugerah kasih sayang (mawaddah) dan rahmat (kasihan belas) dengan yang demikian itu jadi petanda kebesaran Allah untuk orang orang yang berakal’
Ayat diatas menjadi pijakan untuk manusia memahami tujuan sebenarnya suatu perkawinan. Islam mempunyai tujuan yang amat murni dalam perkawinan antara pria dengan wanita.
Islam meletakkan satu definisi bersifat amanah untuk seorang pria menghamili isteri atau pasangan yang bukan saja untuk menunaikan fitrah tetapi lebih besar yaitu untuk menikmati rahmat dan kebaikan serta keampunan daripada Allah SWT.
Artinya tujuan memuaskan hawa nafsu syahwat semata-mata dalam perkawinan hampir tidak disebut kerana ia hanya satu tuntutan naluri manusia. Kalau hawa nafsu syahwat menjadi tuntutan alam perkawinan maka perkawinan manusia tiada ada bedanya dengan hubungan jenis antara jin atau setan.
Kemesraan wujud dalam alam setan seperti juga alam jin dan alam manusia tetapi bedanya Islam menganjurkan pada manusia supaya kemesraan dinikmati mengikut jalan yang diridhoi Allah. Kemesraan mengikut cara yang mendapat rahmat Allah akan mewujudkan sebuah keluarga yang dipenuhi dengan keberkatan dan barakah, keberkatan yang akan melahirkan nilai-nilai kemesraan dan kebahagiaan yang direstui dan dilindungi Allah.
Berkeluarga Di Alam Baqa
Kekeluargaan dalam Islam tidak terbatas pada konsep duniawi semata-mata seperti yang terbatas pada kelompok-kelompok makhluk yang lain. Manusia, sekiranya ada status keluarga yang diridhoi oleh Allah, maka mereka akan terus berkeluarga selepas berpindah dari alam dunia ke alam baqa. Sepasang suami isteri yang soleh, yang mulia cara hidupnya, akan diridhoi Allah dan selepas meninggal dunia ini mereka akan tetap bersama-sama di akhirat bertemankan anak-anak mereka.
Hubungan keluarga dalam Islam adalah kudus (suci), justru itu Islam mewajibkan suami memberi nafkah kepada isteri dan anak-anak. Nafkah bukan saja membahagiakan keluarga di dunia, malah segalanya akan diberi pahala sebagai amalan yang soleh. Setiap amalan yang soleh dan membawa kepada kemuliaan, akan mendapat balasan yang baik di akhirat. Ini berarti, insan dalam keluarga Islam adalah yang patuh dan mentaati segala perintah Allah terutama bagi mereka yang membentuk tatacara keluarga mengikut landasan yang diperintahkan oleh Islam. Islam adalah asas bagi setiap keluarga untuk menemui ketenangan fikiran dan tugas suami adalah untuk mengendalikan rumah tangga supaya dibina dan ditaqbir atas landasan murni itu. Bagi anak-anak mereka juga harus menghormati dan menghargai pengorbanan ibu bapa dengan sikap yang mulia sebagai tanda terima kasih.
Kemesraan yang dipupuk atas nilai tanggungjawab akan menjadikan sebuah keluarga itu sebagai satu kelompok kecil masyarakat yang aman dan menjadi teladan. Membina keluarga bahagia tidak semudah membina rumah lahiriah kerana membina rumah lahiriah biasanya dapat dijalankan secara teratur berpandukan pelan yang sedia ada. Berpegang teguh kepada rencana, suami akan membuat kerja mengikut arahan yang telah tertera pada rencana asal. Tetapi bagi sebuah rumah tangga antara suami ist1ri dan anak-anak, meskipun dibina atas satu rancangan atau rencana yang khusus lagi teliti, namun sampai masanya ada juga terjadi ha-hal yang bertentangan daripada apa yang direncanakan.
Kita seharusnya paham bahwa manusia adalah makhluk Allah yang lemah di mana ada yang mengimpikan cita cita yang tinggi tetapi mencapainya hanya sedikit saja, malah ada kalanya gagal sama sekali. Ini menunjukkan dalam setiap usaha manusia ada kuasa lain yang menentukannya. Artinya kebahagiaan itu milik Allah dan bukannya hak manusia. Suami isteri adalah alat untuk menuju kebahagiaan, begitu juga anak anak dan harta benda. Semua itu hanyalah alat semata mata untuk mencapai kebahagiaann.
Kebahagian Milik Allah Haruslah disadari selagi sifat sesuatu benda itu bersifat alat, maka ia hanya satu pra-syarat yang tidak semestinya dapat menentukan kenyataan yang terjadi. Misalnya, cangkul hanyalah alat untuk memudahkan manusia mengerjakan kebun mereka atau menanam pokok. Tenaga manusia juga alat untuk menggunakan cangkul itu. Maka baiknya manusia menyadari bahawa material hanya alat tetapi kebahagiaan yang sebenarnya ada di tangan Allah.
Posted in
Subscribe to:
Posts (Atom)